Sesungguhnya, tiap-tiap yang berjiwa pasti akan mati. Begitulah ketetapan yang telah ditentukan oleh Allah Yang Maha Menciptakan. Namun, tersebutlah empat manusia yang sampai detik ini belum juga dijemput ajalnya, mereka adalah Nabi Idris AS, Nabi Ilyas AS, Nabi Khidlir AS. dan Nabi Isa AS. Mengapa mereka semua dapat hidup hingga saat ini? Berikut kisah keempat nabi tersebut.
1.Nabi Idris ‘Alaihissalam
Suatu ketika Nabi Idris dikunjungi oleh Izrail. Di kesempatan itu, Nabi Idris meminta Izrail untuk mencabut nyawanya dan memohon kepada Allah untuk dihidupkan kembali dari kematian. Nabi Idris ingin merasakan pedihnya sakaratul maut, supaya ia dapat beribadah lebih giat lagi.
Izrail menolak, sebab ia tidak dapat mencabut nyawa melainkan atas kehendak Allah. Maka turunlah wahyu yang memberitakan untuk mencabut nyawa Nabi Idris. Izrail pun melaksakan perintah Allah sesegera mungkin. Melihat Nabi Idris yang menjerit kesakitan dan tergeletak tak bernyawa, membuat Izrail bersedih dan memohon kepada Allah untuk membangkitkannya lagi.
Atas izin Allah, Nabi Idris pun hidup kembali dan menyatakan bahwa pedihnya kematian seperti dikuliti hidup-hidup yang sakitnya seribu kali lipat darinya. Setelahnya, Nabi Idris meminta Izrail untuk membawanya melihat neraka, agar ia lebih takut kepada-Nya. Izrail menolak lagi, namun Allah memberikan izin-Nya lewat wahyu-Nya. Pergilah mereka ke neraka.
Di sana, Nabi Idris melihat berbagai macam siksaan pedih bagi para musuh-Nya. Nabi Idris menangis pilu, takut bahwa inilah tempat kembalinya nanti. Di saat itulah, Nabi Idris meminta bantuan Izrail untuk terakhir kalinya, yaitu membawanya ke surga, sehingga ia lebih taat kepada perintah-Nya. Lagi-lagi Izrail menolak, tetapi Allah lagi-lagi memberikan izin kepada mereka melalui wahyu. Kali ini, berangkatlah keduanya ke surga.
Melihat keindahan surga yang yang memukau, Nabi Idris terkagum-kagum seraya bertasbih tanpa henti. Tibalah waktu untuk pergi ke dunia lagi. Di luar, Nabi Idris melupakan sesuatu dan kembali memasuki surga seorang diri. Apa dikata, ternyata Nabi Idris menolak untuk keluar surga. “Bukankah aku telah merasakan pedihnya maut, melihat kengerian di neraka dan menyaksikan nikmat Allah di surga?”
Maka Allah berfirman, “Wahai Izrail, tinggalkanlah dia (Idris), sesungguhnya Aku telah memutuskan dia di zaman azali bahwa ia termasuk golongan ahli surga.” Sampai saat ini, jasad Nabi Idris masih menetap di surga.
2.Nabi Ilyas ‘Alaihissalam
Tersebutlah Nabi Ilyas yang sedang beristirahat, didatangi Izrail. Ia datang untuk menjemput roh Nabi Ilyas. Seketika, Nabi Ilyas bersedih, sebab ketika ia mati ia tak akan dapat berdzikir dan bertasbih kepada Allah lagi. Ternyata, keluh kesah ini didengar oleh Allah sebagai doa, sehingga dikabulkanlah permohonan Nabi Ilyas untuk terus hidup dan berdzikir kepada-Nya hingga tiba hari akhir nanti. Allah berfirman, “Biarlah dia (Ilyas) terus hidup di taman untuk berbisik dan mengadu serta berdzikir kepada-Ku sampai hari akhir nanti.”
Maksud ‘taman’ itu bukan semata-mata taman yang berwujud tanah yang di atasnya banyak pepohonan atau bunga-bungaan, melainkan alam yang dihuni oleh manusia-manusia gaib yang disebut sebagai alam Rijalul Ghaib. Alam ini pararel dengan alam kita dengan hitungan waktu yang sama, hanya saja para penghuninya tidak lekang dimakan waktu. Sebab perpindahan ini, sampai sekarang Nabi Ilyas masih hidup di alam pararel itu.
3.Nabi Khidir ‘Alaihissalam
Nabi yang bernama asli Balya bin Malkan ini merupakan perdana menteri di negeri Babilonia, yang saat itu dipimpin oleh Sultan Iskandar. Sewaktu Sultan Iskandar wafat, Balya diangkat menjadi nabi sekaligus pemimpin roda pemerintah di sana. Sejak saat itu, ia dijuluki Nabi Khidir.
Dalam kenabiannya, Nabi Khidir mendiami alam yang berbeda dan bertugas untuk memelihara lautan dan samudera. Hingga kini, Nabi Khidir masih hidup di alam itu (seperti Nabi Ilyas) sebagai penghulu para wali Allah. Beberapa wali dibaiat oleh Nabi Khidir untuk menjalankan tugas dakwah di alam dunia.
4.Nabi Isa ‘Alaihissalam
Sepulangnya Nabi Isa dari pengembaraan dakwahnya kepada penduduk bumi, ia mendapati masyarakat Baitul Lakhmi dalam keadaan sengsara, miskin dan kumuh. Padahal, ketika Nabi Isa meninggalkan mereka tiga tahun sebelumnya, mereka sangat makmur, cukup sandang dan pangan.
Nabi Isa berdoa kepada Allah mengenai hal itu dan mendapati Jibril yang menyampaikan wahyu-Nya berkata, “Ini sebab kesalahan mereka, yaitu membiarkan seseorang yang telah meninggalkan sholat melewati daerah itu dan meminum air di situ. Allah tidak rela air itu diminum oleh pendosa itu, sehingga menurunkan adzab-Nya yang pedih kepada para penduduk itu.”
Tak lama setelah kejadian itu, terjadilah pengkhianatan yang memberi kesempata kepada pasukan Romawi untuk menjajah tempat itu dan menangkap Nabi Isa. Sesaat sebelum mereka berhasil menangkapnya, Jibril lebih dulu mengangkat Nabi Isa ke langit kedua dan Allah menyerupakan orang lain menjadi Nabi Isa—inilah manusia yang dibunuh dan disalib oleh mereka. Sampai sekarang, Nabi Isa masih hidup bersama para penduduk langit dan baru akan turun kembali saat Mahkamah Kubra (sering disebut ‘armagedon’) untuk mengalahkan Dajjal.
Sungguh, kuasa Allah meliputi segala suatu. Perkara mudah bagi-Nya untuk mematikan, menghidupkan dan menjaga kehidupan para mahluk-Nya hingga kekal sampai hari akhir nanti. Manusia-manusia pilihan seperti para nabi dan rasul yang tetap bertasbih dan berdzikir kepada-Nya—walaupun sudah mendapat jaminan Allah di surga—adalah motivasi terbaik bagi kita, manusia-manusia biasa yang penuh dengan dosa, untuk selalu bertobat dan memohon ampunan-Nya. Ingatlah, kedatangan Izrail tidak pernah dapat ditunda maupun diduga.
Wallahu A’lam Bishawab…
Sumber: www.muslimahdaily.com